Lisensi dan Sejarah Open Source

 Lisensi dan Sejarah Open Source

Menurut Gina Likins dari Red Hat pada Konsorsium Ilmu Komputer tahun 2015 lalu, open source itu seperti cookie, enak skali. Ketika Anda memanggang cookie, Anda dapat berbagi kue dan resep dengan teman dan keluarga. Jika salah satu orang yang Anda bagi resep memiliki alergi terhadap kacang-kacangan, maka orang tersebut dapat mengubah resepnya. Ada juga potensi orang untuk mengambil resep dan membuat yang sesuai dengan keinginannya. Sekarang, tentu saja Anda dapat pergi ke toko dan membeli kue bukannya membuat, tetapi Anda tidak akan tahu pasti semua bahan kue yang dibeli di toko tersebut. Itu akan sulit untuk menirunya. Jika Anda mencoba, Anda akan menghadapi risiko digugat untuk berbagi kue yang berlisensi.
Lisensi
Sangat penting untuk memahami hak cipta. Apa perbedaan antara open source dan perangkat lunak bebas dan terbuka? Perbedaannya adalah bahwa lisensi gratis selalu mengharuskan Anda berbagi apa yang Anda lakukan di bawah lisensi gratis. Jadi, jika Anda berada dibawah lisensi open source dan Anda membuat modifikasi Anda dapat mengubah lisensi. Jika Anda berada di bawah lisensi gratis Anda tidak memiliki opsi-lisensi harus tetap sama.
Sejarah open source
Penting untuk mengetahui dari mana keajaiban open source berasal. Di era 1950-an perangkat lunak dan perangkat keras datang bersama. Di tahun 1960-an yang berubah karena Departemen Kehakiman berpikir bahwa bundling perangkat keras dan perangkat lunak adalah monopoli. Pada tahun 1983, Richard Stallman meluncurkan proyek GNU yang merupakan awal dari gerakan open source. Kemudian, pada tahun 1989, GPL pertama (GNU General Public License) dirilis.
Sejarah ini minimum menunjukkan bahwa setiap lulusan ilmu komputer harus tahu! Terutama memahami lisensi open source, karena kita perlu tahu apa yang orang inginkan dari penggunaan software.
Statistik menarik
  • 90% dari perusahaan Fortune 500 menggunakan perangkat lunak open source.
  • Pemerintah 50 negara bagian di Amerika Serikat menggunakan perangkat lunak open source.
  • 76% dari pengembang saat ini menggunakan alat open source.
Untuk mahasiswa
Mahasiswa perlu tahu tentang open source sehingga mereka siap ketika mencari pekerjaan. Dengan belajar open source, mahasiswa dapat belajar kode dari orang lain dengan bekerja dalam tim virtual dan berkolaborasi. Saat bekerja pada sebuah proyek open source mahasiswa akan belajar dari tangan ahli tanpa harus mengerjakannya sendiri. Mahasiswa belajar bagaimana memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan cerdas, dan membaca dokumentasi. Dengan mengajarkan open source, mahasiswa dapat bekerja pada kode nyata dan berbicara tentang ide yang buruk atau baik.
Hukum rimba Open Source
Bagaimana kita membedakan open source dari proprietary? Ada beberapa hal untuk mengetahui tentang prinsip dan komunitas open source.
Prinsip-prinsipnya antara lain:
  • Terbuka: Pertukaran komunikasi transparan
  • Partisipasi: Ketika kita bebas untuk berkolaborasi, kita buat
  • Rapid prototyping: Bisa menyebabkan kegagalan cepat, tapi yang mengarah ke solusi yang lebih baik
  • Meritokrasi: Ide-ide terbaik yang menang
  • Komunitas bersama, kita dapat melakukan lebih

Sumber: Nicole C. Engard, opensource.com/education/15/4/how-teach-others-about-open-source

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Story about openSUSE.Asia Summit 2017 from Tokyo, Japan.

Aku Malu Menjadi Mahasiswa Beastudi Full S1 di STT Nurul Fikri

Peraturan Grup WhatsApp Info Akademik