Apakah kita harus mengemis untuk sekedar mendapatkan HAK?

Apa salahnya ketika kita meminta Hak atas apa yang bisa kita dapatkan?

Umumnya ketika di kendaraan umum/angkutan umum, ada beberapa titik yang menyediakan tempat prioritas. Bahkan bukan hanya tempat, plang-plang dipajang dimana-mana, bahkan kadang diiformasikan melalui pengeras suara.

Tapi sebenarnya, tempat bagi orang-orang yang diprioritaskan bukan hanya sekedar di tempat tersebut, mereka harusnya juga mendapatkan tempat lain, ketika tempat prioritasnya sudah tak mampu menampung.

Tapi saya heran, ini memang manusia-manusia pengguna kendaraan umum yang tidak tahu, atau mereka yang memang tidak mau tahu.

Tempat prioritas umumnya untuk ibu hamil, orang tua renta, ibu membawa anak kecil, penyandang disabilitas dsb. Tapi, nyata, mereka kadang tak merasa diprioritaskan.

Ketika ada ibu hamil, mereka tak bisa mendapatkan kursi untuk duduk, dikarenakan memang sedang hamil muda, atau memang manusia disekitarnya yang tidak peduli, padahal sudah nampak besar di bagian perutnya.

Ketika orang tua renta, harus berdiri sambil memegang tongkat, sedangkan anak muda yang masih segar bugar seperti tak melihat, asik dengan dunianya sendiri.

Apakah kita harus mengemis, untuk sekedar mendapatkan hak?
Sebegitu mirisnya kah?

Apakah hati nurani kita sudah tertutup dengan debu-debu, sehingga tak memiliki rasa empati dan kasih sayang antar sesama?

Pengalaman saya saat hamil, saya sangat cemas ketika menaiki kendaraan umum, karena masih banyak yang acuh. Mereka maratap sinis, ketika saya meminta hak, sekedar untuk duduk. Ternyata bukan hanya saya, ada beberapa ibu hamil yang mengalami hal yang sama. Sungguh, rasanya hati ini merasa sedih dan teriris, melihat dan merasakan kejadian seperti itu. Sampai kapan?

Semoga, kita masih memiliki rasa empat dan kasih sayang antar sesama, dimanapun dan kapanpun.

-Umul-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Story about openSUSE.Asia Summit 2017 from Tokyo, Japan.

Aku Malu Menjadi Mahasiswa Beastudi Full S1 di STT Nurul Fikri

Makalah “Strategi Dalam Marketing Model 3.0”